Kepedulian Yang Mampu Mengubah Masyarakat
Oleh: Cak Luq
Indonesia saat ini memasuki masa yang sangat menarik. Bagaimana tidak? Negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini memiliki pendapatan perkapita mendekati USD 4000. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam 4-5 tahun mendatang. Namun pada sisi lain, perusahaan konsultansi global, McKinsey mengeluarkan kajian bahwa Indonesia juga dihadapkan pada tantangan peningkatan produktivitas (diperkirakan 60%), pembangunan yang lebih inklusif dengan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan sektor energi dan bahan pangan.
Untuk menghadapi ketiga tersebut, sangat dibutuhkan pengembangan pendidikan, kemampuan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi serta pengembangan sektor energi dan pangan. Mengembangkan ketiga hal tersebut dibutuhkan energi yang besar dan peran aktif berbagai pihak, termasuk korporasi. Walaupun seringkali korporasi melihat ketiga hal tersebut sebagai sesuatu yang berada di luar kepentingannya. Namun, tidak dapat dipungkiri banyak sekali contoh-contoh nyata yang justru menunjukkan bahwa korporasi yang berhasil tumbuh secara sustainable, adalah korporasi yang dapat mengintegrasikan atau menjadi bagian dari solusi tantangan pembangunan secara strategis.
Bank Mandiri, sebagai salah satu perusahaan milik negara, terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi tersebut, dengan berperan aktif memberikan kontribusi signifikan bagi perbaikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Corporate Social Responsibility merupakan salah satu program yang dapat mendorong perusahaan-perusahaan negara lebih berkontribusi bagi masyarakat. Pada ranah BUMN, kegiatan CSR lebih dikenal dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau PKBL.
Program CSR/PKBL sudah dilaksanakan sejak awal Bank Mandiri beroperasi. Dalam perkembangannya, program PKBL yang telah dilakukan tetap perlu penajaman untuk lebih mengefektifkan dampak program bagi masyarakat maupun Bank Mandiri.
Upaya penajaman pun dilakukan. Mandiri memperbarui visi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan menjadi sejalan dengan visi perseroan. Yaitu menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Sehingga, program yang dijalankan dapat bersinergi dengan bisnis Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga mengoptimalkan peran unit kerja yang berada di daerah atau wilayah melalui program PKBL. Tujuan dari semua itu adalah untuk memberikan dampak bisnis bagi Bank Mandiri, terutama dalam upaya pencapaian fokus bisnis pada segmen high yield assets, retail payments dan wholesale transaction.
Saat ini, implementasi program PKBL Bank Mandiri dilaksanakan melalui tiga pilar utama, yaitu pertama, pembentukan komunitas mandiri melalui pelaksanaan program Mandiri Bersama Mandiri yang bertujuan untuk membina kelompok masyarakat/komunitas secara terintegrasi dalam hal kapasitas, infrastruktur, kapabilitas dan akses.
Kedua, pencapaian kemandirian edukasi dan kewirausahaan melalui pelaksanaan program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), Mandiri Young Technopreneur (MYT) dan Mandiri Peduli Pendidikan yang bertujuan menciptakan pemimpin masa depan yang siap dengan persaingan global.
Yang ketiga adalah Penyediaan fasilitas ramah lingkungan melalui pelaksanaan enam program utama yaitu penyediaan sarana penunjang pengadaan air bersih, pengembangan energi terbarukan, penanaman pohon pada lahan kritis, penanaman dan pemeliharaan tumbuhan bakau, pengadaan taman kota dan pengembangan eco wisata.
Khusus untuk kemandirian edukasi dan kewirausahaan, Mandiri memiliki program unggulan yang diyakini dapat menyiapkan generasi muda untuk mampu menghadapi persaingan global. Program yang dikenal luas oleh masyarakat itu bernama Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Young Technopreneur.
Program tersebut berawal dari keprihatinan Bank Mandiri melihat terbatasnya kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia terutama dari kalangan usia produktif.
Alasan lainnya adalah data Badan Pusat Statistik. Pada 2008, lembaga tersebut memaparkan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 0,24% dari jumlah penduduk usia kerja. Padahal, menurut pakar enterpreneurship David McClelland, untuk menjadi negara yang makmur, suatu negara harus memiliki minimum 2 persen entrepreneur dari total penduduknya.
Alhasil, Program pengembangan kewirausahaan khususnya bagi generasi muda perlu digencarkan untuk melahirkan kesadaran dalam diri mereka agar menjadi job creator, tidak lagi job seeker. Seiring dengan proses transformasi Bank Mandiri. Program dimulai dengan melakukan pengenalan pentingnya mengubah pola pikir mahasiswa dari “pencari kerja” menjadi “pencipta lapangan kerja” ketika sudah selesai kuliah.
Gerakan kewirausahaan di Indonesia yang makin gencar dikampanyekan oleh masyarakat yang peduli dan juga pemerintah, jelas dapat menciptakan sebuah aura positif yang mendorong dinamika berinvestasi di tengah masyarakat. Pemerintah perlu secara konsisten melakukan sosialisasi dan membuat kebijakan yang mendorong kewirausahaan di Perguruan Tinggi. Sebab, perguruan tinggi merupakan komunitas terdidik dan cerdas yang paling siap untuk didorong menjadi innovative entrepreneur. Keberadaan mereka di episentrum khazanah pengetahuan adalah sebuah peluang istimewa untuk bertumbuh menjadi innovative entrepreneur.
Kewirausahaan menggerakan perekonomian karena efek pengganda (multiplier effect) yang diciptakannya. Seorang wirausaha akan membangun sebuah sistem usaha yang menggulirkan modal, menciptakan lapangan pekerjaan, menghasilkan produk yang akan diserap oleh pasar hingga terjadi akumulasi modal dan kemampuan yang membuat bisnis tersebut berkelanjutan.
Indonesia membutuhkan generasi wirausaha muda sebagai kelompok penggerak ekonomi baru. Kewirausahaan akan menciptakan lapangan kerja, memacu produktifitas generasi muda dan membuka peluang-peluang baru dalam mewujudkan kesejahteraan.
Persepsi lama bahwa wirausaha hanyalah untuk mereka yang tidak sekolah harus segera diubah. Wirausaha bukan profesi, tapi pola pikir; pola pikir yang jeli melihat peluang, selalu ingin berinovasi dan berani menempuh risiko. Konsep itulah yang digunakan Bank Mandiri. Penghargaan WMM dan MYT bukan hanya ajang pemberian hadiah. Lebih penting lagi, program ini merupakan pengakuan bahwa keberhasilan berwirausaha merupakan prestasi yang membanggakan bagi kaum muda, sejajar dengan prestasi-prestasi di bidang lain.
Pada program WMM dan MYT, setelah mendapatkan pemahaman dasar mengenai kewirausahaan, para peserta program mulai menerapkannya dalam penyusunan suatu proposal bisnis yang akan dinilai oleh juri. Di sini para peserta akan belajar mengenai pentingnya “bankability” atau kelayakan mendapatkan fasilitas perbankan. Proses ini juga menjadi bagian dari upaya untuk mengembangkan financial inclution di Indonesia. Sehingga, masyarakat dari setiap lapisan yang dapat mengakses layanan perbankan dapat terus bertambah.
Kesimpulannya, program-program kemitraan dan bina lingkungan perlu memiliki dampak signifikan bagi masyarakat dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Tidak hanya sekedar memberi sumbangan namun harus juga secara masif mengubah pola pikir masyarakat agar menjadi lebih produktif sehingga mampu berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Tanah Air. Kita juga perlu meyakini bahwa masa depan ekonomi Indonesia yang cerah, ada di tangan generasi wirausaha muda!
Sumber : Bisnis Indonesia
0 komentar: